Refleksi Perkuliahan II Filsafat Ilmu
(Senin,
10 September 2012)
Filsafat itu
tergantung dari obyek (apa yang dipikirkan) dan metodenya (bagaimana
memikirkannya). Dari sisi filsafat,
segala sesuatu obyek itu berdimensi. “Lupa”
dari sisi filsafat , tergantung dimensinya.
Lupa secara filsafat tidak lain tidak bukan adalah abstraksi, adalah
reduksi, adalah pilihan di bawah sadar dimana anda memilih keadaan tidak sadar,
tidak memperhatikannya, tidak memikirkannya.
Lupa adalah sebagian besar dari diri kita karena apa yang kita pikirkan
hanyalah sebagian kecil saja. Orang yang
tidak lupa adalah diriku yang sedang memikirkannya, sedangkan orang yang lupa
adalah dirimu yang tidak sedang memikirkannya, maka hidup ini 90% lebih adalah
lupa.
Salah dan benar
juga tergantung dimensinya, tergantung dari konteks ruang dan waktu. Dalam filsafat itu, benar juga berdimensi,
bertingkat-tingkat, bermacam-macam benar itu.
Ada benar dalam pikiran, benar dalam penglihatan, akan tetapi apa yang
anda lihat dan pikirkan itu belum tentu benar.
Jawaban yang berlaku umum dan universal itu ada satu dan bersifat mono
yang disebut monotheisme (mengaku Tuhan yang satu). Jawaban umum yang berlaku umum itu adalah
kebenaran spiritual/kebenaran monotheisme.
Jadi, benar absolut adalah benar secara spiritual. Sedangkan selama masih dalam pikiran manusia,
maka kebenaran itu bersifat relatif.
Untuk menggapai spiritual tidak hanya dipikirkan saja tetapi juga
dilaksanakan.
Munculnya Filsafat
Filsafat,
terutama Filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke 7
S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang
mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di
sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada (agama) lagi untuk mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Filsafat Yunani
Kuno juga menjadi acuan karena ada dokumentasinya dan secara substansi, bangsa
Yunani Kuno adalah bangsa yang pertama kali merubah mitos menjadi logos. Mitos itu adalah musuh besar filsafat, sedangkan
logos adalah filsafat itu sendiri.
Orang Yunani
pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang di
pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar
tentu saja ialah: Sokrates, Plato dan Aristoteles.
Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato.
Untuk lebih
memahami filsafat, maka BACA, BACA, DAN BACA, BACA LAGI, DAN BACA LAGI sebanyak
mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar